Rabu, 26 Juni 2024

MEMBUAT DIKSI, SENI MEMPERINDAH TULISAN

 

Selamat malam sobat penulis, salam jumpa pada resume ke 18 KBMN gelombang 31. Narasumber kali ini adalah guru cantik Ibu Maydearly, dari Lebak Banten. Nama beliau pun seperti diksi yang indah, bukankah begitu?.

Sesuai dengan materi kali ini yaitu diksi dan seni bahasa.


Apa itu diksi?

Diksi menurut KBBI, adalah pilihan kata yang tepat serta selaras dan bertujuan agar pembaca dapat memahami teks dalam  tulisan. Diksi dihadirkan memberikan ruh agar sebuah kata memiliki kepantasan yang lebih bermakna. Dengan Diksi, kita akan lebih merasakan warna dan rasa untuk setiap kalimat.

Dahulu, sejarahwan Yunani bernama Aristoteles memperkenalkan Diksi untuk menulis puisi. Kini, Diksi berkembang pesat tidak hanya pada puisi tapi juga digunakan untuk memperindah bahasa sebagai padanan kata agar lebih terasa maknanya.

Keindahan diksi sangat penting dalam mempengaruhi nbagaimana pembaca merespon dan menghayati karya. Kata-kata yang dipilih dengan cermat tidak hanya memperkaya pengalaman baca tetapi juga mengekspresikan nuansa, emosi atau Gambaran dengan lebih mendalam, ini jjika dalam konteks sastra atau tulisan kreatif.

Untuk mencapai keindahan diksi, penulis perlu memperhatikan konteks penggunaan kata-kata, pemilihan kosakata yang sesuai dengan nada atau suasana yang diinginkan, serta kemampuan untuk menggambarkan atau menggambarkan dengan cara yang unik dan menarik.

Diksi adalah tentang rasa yang hadir dari logika. Ketika jiwa dihadirkan didalam sebuah tulisan maka akan semakin mudah merangkai diksi yang indah.



Salah satu tokoh yang sangat piawai dalam membuat sebuah diksi adalah Willian shakespiere, dengan karyanya yang epic yaitu Romeo dan Juliet.

Dan.. apa tips nya bagi kita penulis awal untuk dapat menghadirkan diksi yang indah dalam tulisan?

Berikut beberapa tips dari Ibu Maydearly yang dapat dipraktekkan.


5 Tips  yang bisa kita gunakan untuk mengembangkan/menggali bakat kita dalam berdiksi:

1.       Sense of touch atau indera sentuhan dapat berperan penting dalam mengembangkan diksi, terutama dalam menggambarkan atau menjelaskan pengalaman fisik atau emosional. Berikut adalah beberapa cara di mana sense of touch dapat membantu dalam pengembangan diksi:

a.       Deskripsi Fisik: Menggunakan kata-kata yang merujuk pada sensasi fisik yang dirasakan oleh karakter atau objek dalam cerita. Misalnya, "rasa kasar batu yang menggores telapak tangan" atau "kelembutan bulu halus yang menyentuh pipi"

 

b.       Ekspresi Emosi: Mendeskripsikan bagaimana indera sentuhan mempengaruhi suasana hati atau emosi seseorang. Contohnya, "rasa dingin membelai kulitnya membuatnya merasa kesepian" atau "kehangatan pelukan memenuhi hatinya dengan kedamaian"

 

c.       .Nuansa dan Atmosfer: Menggunakan sensasi sentuhan untuk membangun nuansa atau atmosfer dalam sebuah setting. Misalnya, "angin sepoi-sepoi menyentuh kulit mereka dengan lembut di tepi pantai yang sunyi" atau "hujan deras yang membasahi bumi dengan kelembutan."

 

d.       Metafora dan Personifikasi: Menggunakan sentuhan secara metaforis untuk menggambarkan pengalaman atau objek secara lebih mendalam. Contohnya, "sinar matahari merayap seperti jemari emas yang membelai tanah gersang" atau "suara angin di pepohonan menggelembung seperti suara tawa anak-anak yang bermain."

 

2.       Sense of smell atau indera penciuman adalah elemen penting dalam berdiksi karena dapat menambah kedalaman dan kehidupan dalam deskripsi pengalaman atau suasana. Berikut adalah beberapa cara di mana sense of smell dapat digunakan dalam berdiksi:

 

a.       Deskripsi Lingkungan: Menggunakan aroma untuk menggambarkan lokasi atau lingkungan dengan lebih jelas. Contohnya, "aroma bunga melati yang menyegarkan memenuhi udara di taman itu" atau "bau tanah basah setelah hujan turun sepanjang malam."

 

b.       Karakterisasi: Menambahkan aroma untuk menggambarkan karakter atau suasana hati. Misalnya, "parfum mewah yang menguar dari lehernya menunjukkan keanggunan dan kepercayaan dirinya" atau "bau rokok dan alkohol yang menusuk hidung menggambarkan gaya hidupnya yang kasar."

 

c.       Memori dan Emosi: Menggunakan aroma untuk memicu memori atau mengekspresikan emosi karakter. Contohnya, "aroma kue mangga yang manis membawa kenangan masa kecilnya yang bahagia" atau "bau bensin yang tajam memicu kecemasan dalam dirinya."

 

d.       Metafora dan Simbolisme: Menggunakan aroma secara metaforis untuk menggambarkan suasana atau konsep. Misalnya, "bau kemarahan yang menyengat terasa di udara" atau "aroma kebohongan yang terasa menyengat di ruang rapat itu."

 

3.       Sense of taste atau indera perasa, juga dapat digunakan dengan efektif dalam berdiksi untuk memperkaya pengalaman pembaca dengan sensasi-sensasi yang berkaitan dengan rasa. Berikut adalah beberapa cara di mana sense of taste dapat dimanfaatkan dalam berdiksi:

 

a.       Deskripsi Makanan dan Minuman: Menggunakan rasa untuk menggambarkan makanan atau minuman dengan lebih jelas. Contohnya, "rasa manis dari cokelat leleh mengalir di lidahnya" atau "rasa pedas dari sambal yang membara memenuhi seluruh mulutnya."

 

b.       Ekspresi Emosi atau Perasaan: Menggunakan rasa untuk mengekspresikan emosi atau perasaan karakter. Misalnya, "rasa getir kecewa yang seperti pahit di ujung lidahnya" atau "rasa gembira yang segar seperti buah-buahan tropis yang manis."

 

 

4.       Sense of jurnalisme merujuk pada cara penggunaan diksi yang khas dalam konteks jurnalisme untuk menyampaikan berita atau cerita dengan cara yang informatif, jelas, dan terkadang juga memikat.

 

5.       Sense of hearing atau indera pendengaran dapat diterapkan secara efektif dalam berdiksi untuk menciptakan pengalaman auditori yang kuat dalam tulisan. Berikut beberapa cara menggunakan sense of hearing dalam berdiksi:

 

a.       Deskripsi Suara: Menggunakan kata-kata untuk menggambarkan berbagai jenis suara dengan detail. Misalnya, "derap langkah kaki yang cepat di lorong yang sepi" atau "gemerisik daun kering yang disapu angin."

 

b.       Atmosfer dan Nuansa: Suara dapat digunakan untuk membangun atmosfer atau nuansa tertentu dalam sebuah setting. Contohnya, "gemuruh petir yang menggetarkan jendela" untuk menciptakan ketegangan atau "suara riuh kerumunan yang memenuhi pasar pagi."

 

c.       Ekspresi Emosi: Suara juga dapat mengekspresikan emosi atau perasaan. Misalnya, "senandung riang anak-anak yang bermain di halaman sekolah" atau "ratapan sedih yang terdengar di ruang tengah rumah duka."

 

d.       Simbolisme dan Metafora: Suara dapat digunakan secara metaforis untuk menyampaikan makna yang lebih dalam. Contohnya, "suara jangkrik malam yang menyiratkan kesepian di hatinya" atau "nyanyian angin yang membawa berita baik."

 

Teorinya mudah, namun prakteknya luarbiasa butuh effort dan lumayan menguras pemikiran. Dan salah satu kunci utama agar kita mampu membuat diksi yang indah serta mampu membaca makna sebuah diksi adalah kita harus memperbanyak kosakata.

Bagaimana agar supaya pembaca memahami diksi yang kita lantunkan? Maka buatlah diksi yang maknanya tidak melenceng dari topik, dengan cara mencari sinonim kata yang akan dibuat diksinya agar lebih indah dirasa, namun makna tetap sama.

Dipojok ruangan berselonjor kaki memangku leptop, kugali emosi dan gulungan kata di kepala berubanku, mencoba mematut setiap untaian aksara untuk kujadikan mutiara kata.

Sungguh tak mudah merangkai, seakan kata itu larut dalam wedang uwuh yang tarasa pengar meski kehangatannya memeluk lambung. Berisik para pangeran istanaku menggulung ide yang seketika memudar, terhalau semilir angin malam dari pintu samping yang nampak rumah tetangga.

Oh diksi, laksana koyo cabe di bahu, melekat hangat, memijat. Ups iklan.

Maafkan saya Ibu Maydearly, diksiku tak seindah diksimu, 

Pinang raya, 26 juni 2024, 20:43 WIB

DW

 

 

6 komentar:

silahkan anda mengomentari, tapi tetap jaga kesopanan yach.. terimakasih atas kunjungannya..